SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI: MoU Antara UIN Ar-Raniry dengan Dirjen PHU Kementerian Agama RI

Dalam undang-undang penyelenggaraan haji dan umrah mengatur salah satu syarat untuk menjadi pembimbing manasik haji harus sudah bersertifikat. Kemenag mewajibkan kepada pihak kelompok bimbingan ibadah haji (KBHI) dan Biro travel haji dan umrah untuk memiliki pembimbing manasik haji yang bersertifikat. Dirjen PHU mengatakan bahwa  Sertifikat pembimbing haji bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kreativitas dan integritas pembimbing manasik haji agar mampu melakukan aktualisasi potensi diri dan tugasnya secara professional dalam rangka mewujudkan jamaah haji yang mandiri baik dalam hal ibadah maupun perjalanan.
Disamping itu, Universitas Islam Negeri Ar Raniry menjadi salah satu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) ke-13 yang menjalin kerjasama dengan Ditjen PHU dalam pelaksanaan sertifikasi pembimbing ibadah haji. Menurut Nizar,  potensi kerjasama tersebut sangat besar, karena jumlah KBIH yang ada saat ini lebih dari 1000 dan itu tersebar di seluruh pelosok Nusantara. Selain itu,  ada juga 1016 Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU), dan 283 Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).
Kesempatan ini, sangat menguntungkan perguruan tinggi, karena di perguruan tinggi, khusus PTKIN ada program studi Manajemen Haji Umrah (MHU) yang lagi ngetren dan ternyata program Studi tersebut belum ada, padahal kita di kementerian agama memiliki Manajemen Haji dan Umrah. Untuk itu kita berharap kedepan, pihak perguruan tinggi (PTKIN) untuk membuka program studi tersebut. Sekarang, potensi yang sangat besar tersebut harus dimanfaatkan oleh perguruan tinggi karena pihak kementerian Agama sudah mensyaratkan dan berbasis syariah.
Penandatanganan MoU antara Direkturat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) dengan UIN Ar Raniry Aceh dalam bidang sertifikasi haji. Ini ditandai dengan sinergisitas antara kedua lembaga.
Penandatanganan MoU berlangsung di ruang sidang Ditjen PHU, Jakarta. Hadir, Direktur Bina Haji, Khoirizi; Direktur Pengelolaan Dana Haji dan SIHDU, Maman Saepulloh; Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus, Arfi Hatim. Dari pihak UIN AR-Raniry, dihadiri langsung oleh Rektor, Wakil Rektor III dan  Wakil Rektor I, Kabiro AUPK, dan Wakil Dekan III Fakultas Dakwah. Nizar berharap, kerjasama ini dapat berkontribusi lebih bagi UIN Ar-Raniry dan kemaslahatan umat, dengan menghasilkan para pembimbing ibadah haji yang bersertifikasi dan professional. Rektor UIN Ar Raniry Banda Aceh, Warul Walidin mengatakan, dengan adanya penandatanganan MOU ini, maka lengkaplah perangkat yang ada di Aceh untuk melaksanakan syariat Islam secara kaffah. "Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang memiliki potensi besar harus bisa memanfaatkan peluang dengan maksimal yang tentunya berguna bagi kemaslahatan umat," tambahnya.
"Kami di UIN Ar Raniry akan melaksanakan pelatihan-pelatihan bagi petugas kita dan perangkat-perangkat haji kita, sehingga kita mempunyai kompetensi yang diakui berupa sertifikat yang kita keluarkan," tandasnya.

MAA’HAD: ALTERNATIF MENUJU MODERASI BERAGAMA

Moderasi Beragama merupakan bukan hal yang baru dalam beragama, karena dalam Agama Islam Khususnya, sudah dibicarakan semenjak agama itu sendiri hadir keduania ini. Itu terbukti dari kelahiran Nabi Muhammad SAW ke dunia ini, untuk memperbaiki nasib manusia dan beliau menjadi Islam ini sebagai Ahama yang Rahmatan lil Alamin. Untuk lebih jelas, hal ini dibicarakan oleh para pimpinan mahasiswa PTKIN Se-Indonesia yang bertempat di Ternate. Disamping itu juga ikut merumuskan dan memperkuat beberapa program yang ada dibawah lini kemahasiswaan, seperti memperkuat model student mobility program, model maahad aljamiah, PW Pramuka dan Akreditasi bidang kemahasiswaan.
Kesepakatan ini lahir pada Rakor Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN se-Indonesia. Rakor berlangsung di Ternate, Maluku Utara, 26-28 Oktober 2019. 
“Komitmen PTKI dalam mengawal moderasi beragama dan semangat kebangsaan salah satunya diwujudkan dalam penguatan Ma’had Al-Jami’ah dan penyelenggaraan Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan (PW PTK) se-Indonesia,” kata Ketua Forum WR/WK III PTKIN se-Indonesia Waryono Abdul Ghofur di Ternate, Sabtu (26/10).
“Kita ingin memperkuat pengaruh utama moderasi beragama dan kebangsaan dikalangan mahasiswa PTKI, melalui aksi-aksi sistematis, terukur dan berkesinambungan sebagai counter terhadap radikalisme dan intoleransi," sambungnya.
Rektor IAIN Ternate Samlan HI. Ahmad mengatakan, kendatipun kelompok radikalisme dan intoleransi di PTKI tidak sekuat di lembaga pendidikan lain, tetapi kami terus siaga dengan melakukan berbagai program dan kegiatan untuk pemahaman Islam yang rahmatan lil ‘alamin. 
“Kehadiran ma’had al-jami’ah menjadi instrumen penting untuk penguatan pemahaman keagamaan yang moderat, inklusif dan toleran di kalangan mahasiswa PTKIN. IAIN Ternate sudah secara serius mewujudkannya," kata Samlan.
Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat PTKI Ditjen Pendidikan Islam Ruchman Basori mengatakan Perkemahan Wirakarya PTK ke-15  akan diselenggarakan di UIN Raden Fatah Palembang tahun 2020. PW PTK menjadi sarana strategis untuk menguatkan semangat kebangsaan di kalangan mahasiswa millenial.
“Desain PW PTK harus berorientasi pada penguatan modrerasi dan semangat kebangsaan dan ajang pengembangan kreativitas dan inovasi mahasiswa PTKI," kata Aktivis Mahasiswa ’98 ini.
Ruchman memaparkan, bertemunya mahasiswa pramuka antar Perguruan Tinggi Keagamaan, dengan latar belakang agama, sosial dan budaya berbeda dan juga pramuka dari luar negeri akan memperkuat wawasan multikulturalisme.
Kegiatan Rakor Kemahasiswaan dihadiri 58 Wakil Rektor/Wakil Ketua III PTKIN se-Indonesia. Turut hadir Sekretaris Forum WR/WK III PTKIN Sumper Mulia Harahap, Wakil Rektor I  Tahir Sapsuha, Wakil Rektor II Marini Abdul Djalal, Wakil Rektor III Adnan Mahmud dan Direktur Pascasarjana Khalid Hasan Minabari dan civitas akademika lainnya.
Disamping itu, pengelolaan Maahad Aljamiah di kampus-kampus di bawah PTKIN juga mengahdapai beberapa masalah yanh hassu segera di cari solusinya. Dari model penerapak system pembelajarannya saja mengalami beberapa model atau pola, ada yang sepenuhnya pembelajaran di maahad itu diserahkan kepada bidang tiga atau lini kemahasiswaan, ada juga model pembelajarannya masih setangah-setangah atau system pengeloalaan belum jelas dan sepenuhnya di bebankan kepad kemahasiswaan. Masih banyak kampus-kampus yang system pembelajaran Maahad masih dibawah lini satu. Pada apa yang dipelajari di dalam Maahad adalah pembentukan karekater atau capaian pendukung bukan sebagai capaian pokok yang wilayahnya lini satu. Inilah mungkin beberapa hal yang harus diambil solusi secepatnya kalau kita ingin mengelola bidang kemahasiswaan secara professional.
Masih banyak posisi Aljamiah masih berbeda-beda antara PTKIN, ada yang dibawah lini satu ada yang maih dibawah lini tiga, ini wilayahnya kementerian Agama RI. Masing-masing membuat draft akademik tentang model maahad alJamiah di masing-masing Universitas. Mengingat begitu pentingnya posisi alJamiah untuk mengahalau radikalisme dan intoleransi di lingkungan kampus PTKIN, maka sangat diperlukan untuk menyelesaikan posisi dan tupoksi siapa maadhad tersebut.
Bapak Kasubdit, Rohman Basori, menyerahkan posisi maahad aljamiah kepada Forum WR III untuk merumuskan berbagai hal yang diperlukan untuk diposisikan di bawah lini tiga karena mengingat radikalisme dan intoleransi sudah begitu mendesak untuk ditindaklanjuti bagaimana cara yang ampuh memback up radikalisme dan intoleransi tersebut.
 Hal lain yang dibicarakan pada pertemuan Forum wakil rektor III tersebut adalah yang berkenaan dengan akreditasi Ormawa dan bagaimana mencapai akreditasi yang baik pada lini ini. Ini disampaikan oleh bapak Waryono sebagai ketua forum wakil rektro III PTKIN se-Indonesia. Akreditasi sebagai salah indicator yang menunjukkan sebuah Universitas baik atau berkelas, makanya kontribusi lini tiga sangat besar. Dengan demikian, ke depan diharapkan semua para warek tiga sudah seharusnya menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut.

SEMINAR AKHIR PENELITIAN: Menuju Jurnal yang bereputasi Internasional

Salah satu indikator sebuah Universitas itu berkualitas atau tidak berkualitas adalah adanya atau banyaknya tulisan-tulisan dan penelitian-penelitian dosennya dimuat dan diterima pada jurnal-jurnal yang bereputasi Internasional atau terakreditasi nasional. Ini merupakan impian semuan dosen yang ada di perguruan tinggi, dan ini juga sebagai salah satu syarat dosen tersebut untuk memperoleh guru besar. Impian ini tentunya harus realis dan tidak mungkin hanya impian melulu belaka, untuk itu banyak universitas sekarang menganggarkan dana untuk penelitian yang berbasis kepada out-put dan out-come. Tidak terkecuali universitas-universitas yang di bawah kementerian Agama RI, seperti Universitas Islam Negeri, Institut Agama Islam Negeri, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri dan juga universitas-universitas swasta yang bernaung dibawah koordinasi kementerian Agama RI.
Untuk menjadikan penelitian itu bermutu, maka harus ada beberapa hal, diantaranya adalah seperti: penelitian itu harus memiliki masalah dan tujuan secara jelas; memiliki prosedur penelitian yang digunakan harus dideskripsikan secara rinci; memiliki desain penelitian yang secara hati-hati direncanakan untuk memperoleh hasil yang baik; memiliki metode dan analisis yang tepat dan tidak lari dari masalah yang dibahas;memiliki kesimpulan yang meyakinkan yang didasarkan pada data penelitian yang tersedia; memiliki pengalaman, reputasi yang baik dalam penelitian dan integritas yang diakui; dan menjunjung tinggi kode etik penelitian. Pendapat lain mengatakan bahwa seorang peneliti dapat menghasilkan penelitian yang berkualitas apabila peneliti melakukannya berdasarkan metode ilmiah, diantaranya adalah memiliki masalah, dirumuskan masalah tersebut secara rinci, lengkap dan jelas mengenai ruang lingkup penelitian yang akan diteliti; membuat hipotesis, yang merupakan dugaan sementara dari sebuah penelitian yang dilakukan dan dibutuhkan uji coba atau eksperimen secara lanjut untuk pembuktian dugaan tersebut; merancang eksperimen yang berfungsi untuk mendapatkan data yang digunakan dapat membuktikan apakah hipotesis yang telah ditetapkan itu dapat diterima atau terbukti atau sebaliknya; mengolah data pengamatan dari hasil eksperimen sehingga memperoleh data yang selanjutnya akan dapat diolah menjadi sebuah karya tulis/artikel ilmiah yang dapat di pertangungjawabkan; membuat kesimpulan dengan memperhatikan hipotesis yang akan diajukan serta data pengamatan yang telah dianalisis dan digunakan untuk menguji hipotesis mana yang diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan dengan baik dan benar; dan mengkomunikasikan hasil penelitian melalui laporan hasil penelitian yang memiliki aturan tertentu serta dapat menggunakan bahasa dan kosa kata ilmiah yang baku.
Di samping itu, untuk mendapatkan hasil penelitian yang berkualitas juga haru melewati beberapa tahapan, yaitu tahapan usulan proposal, tahap seleksi proposal, tahapan penerimaan seleksi administrasi, tahapan seminar proposal, tahapan seminar antara penelitian, dan tahapan seminar hasil penelitian. Tahapan ini semua harus dilalui oleh setiap peneliti, dan khususnya bagi peneliti-peneliti yang ada pada Universitas-universitas yang dibawah PTKIN. Dalam hal ini, penulis adalah seorang Reviewer Nasional yang ditetapkan oleh kementerian Agama RI. Tugas para reviewer, disamping membaca dan mereview berbagai proposal penelitian yang diberikan kepadanya, juga mengawal hasil penelitian yang menjadi tanggung jawabnya terhadap penelitian penelitian yang direview nya. Dengan demikian, tugas penulis dalam beberapa hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 24 Oktober 2019 yang lalu di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Hasil yang didapatkan pada acara tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir Sembilan puluh persen penelitian yang dipresentasikan pada saat itu adalah sudah dapat memenuhi syarat-syarat penelitian yang berkualitas. Untuk itu, kedepan diharapkan lebih dari itu, kalau bisa dan harus dicapai Sembilan puluh Sembilan persen. Ini semua adalah harapan kita baik sebagai penelitian atau sebagai insan akademik yang bernaung di bawah Universitas-universitas yang ada.

NAWACITA Sebagai Wujud Pembangunan Indonesia Sentris


Seminar setengah hari yang di adakan oleh pengurus Wilayah Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia tersebut, menampilkan beberapa pemateri untuk membicarakan tentang apa yang telah dicapai oleh Bapak Presiden Jokowi pada periode pertama kepemimpinannya, yang membawa ide atau visinya tentang NAWACITA. Apakah nawacita tersebut sudah berhasil mensejahterakan masyarakat Indonesia ataukah sudah sampai dimana proses dan keberhasilan yang sudah dicapai pada era lima tahun pertama kepemimpinannya bapak Jokowi. Ini lah tujuan dari seminar tersebut yang dihadiri oleh mahasiswa-mahasiswa dan sivitas akademika Universitas Islam Negeri Ar-Raniry dan juga masyarakat secara umum.
Pada kegiatan tersebut, banyak pemateri yang menyampaikan ide dan anlisisnya terhadapa topik yang diberikan oleh panitia seminar. Pemateri yang hadir, diantaranya adalah bapak Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Ar-Raniry, Dr. Saifullah, M.Ag; bapak kepala bidang Humas POLDA Aceh, Kombelpol, Ery Apriono; Bapak Fachrul Razi, MIP, anggota DPDRI asal Aceh; Bapak Dr. Fajran Zain, MA, Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan UIN Ar-Raniry; dan bapak Bardan Sahidi, Anggota DPRA, dan moderator saudara Tahmidillah.
Kegiatan tersebut sangat menarik karena pembicara yang hadir memiliki berbagai perspektif tentang keberhasilan konsep Nawacita bapak Jokowi pada era lima tahun pertama beliau memimpin. Bagi yang oposisi, tentunya memiliki perspektif dan pandangan yang berbeda dengan para pendukung ide-ide dan program-program yang ditawarkan dan yang telah dikerjakan oleh bapak Jokowi pada lima tahun pertama tersebut. Mereka yang oposisi mengatakan ide-ide dan program bapak Jokowi pada era lima tahun pertama adalah masih sebatas pencitraan dan banyak programnya yang belum berhasil atau bahkan tidak berorientasi pada pengembangan masyarakat. Walaupun sebenarnya apa yang telah dilakukan tersebut merupakan ide-ide dan program-program brilliannya. Untuk itu, menurut mereka bapak Jokowi harus banyak mengevaluasi berbagai program yang tidak pro rakyat dan juga perlu mempertimbangkan kembali program-program yang belum dijalankan supaya untuk tidak dijalankan lagi pada era lima tahun kedua kepemimpinannya. Demikian disampaikan oleh beberapa pemateri yang hadir. Dan ini adalah sebuah perspektif yang mereka lihat dan juga dari cara pandang mereka terhadap kinerja bapak Jokowi pada era lima tahun pertama kepemimpinannya.
Di samping itu, ada pemateri yang melihat dari persepktifnya juga tentang apa-apa yang telah dilakukan oleh bapak Jokowi pada era lima tahun pertama kepemimpinannya. Bagi mereka seperti bapak wakil rektor III UIN Ar-Raniry mengatakan bahwa baginya apa yang dilakukan oleh bapak Jokowi adalah sedah dapat dikatakan berhasil. Walaupun secara keseluruhan belum merata, ini mengingat Indonesia yang sangat luas sehingga membutuhkan waktu yang memadai untuk merealisasikan program-programnya yang lebih merata sehingga disini butuh kepada sebuah proses. Proses itu adalah sebuah keniscyaan kerena Indonesia belum sampai seratusan tahun merdeka. Tapi sudah dapat bersaing dengan Negara-negara maju lainnya bahka pada tataran tertentu Indonesia yang mempimpin mereka pada forum-forum internasional. Selain itu, dapat juga dipahami bahwa Indonesia tidak sama dengan negara-negera Eropa dan Barat hari ini karena mereka jauh dan telah lama merdeka, pada hal mereka juga telah mengalami masa-masa kegelapan. Dengan berkat perjuangan dan kerja keras mereka sehingga mereka dapat keluar dari keterpurukannya. Hal yang sama dialami oleh bangsa Indonesia seperti mereka bahkan lebih dari mereka karena Indonesia lebih kaya dari mereka baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia.
Hal yang sama juga disampaikan oleh pemateri lainnya, ada yang mendukung dan ada juga yang bisa menerima apa yang telah dilakukan bapak Jokowi dengan Nawacitanya pada era lima tahun pertama, ini merupakan sebuah dinamika yang harus dihormati, di evaluasi dan dianalisis lebih mendalam lagi mengingat pendapat atau argumentasi-argumentasi tersebut memang diperlukan dalam sebuah pemerintahan yang demokratis. Dengan adanya ide atau pendapat-pendapat tersebut maka dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan-pertimbengan dalam melakukan program-program pemerintah ke depan. Tetapi secara garis besar dari semua pendapat  yang muncul dalam seminar tersebut menunjukkan keberhasilan Nawacita bapak Jokowi dalam memimpin Negara ini pada lima tahun pertama dan sangat diharapkan oleh semua masyarakat Indonesia supaya pada masa lima tahun kedua ini juga diikuti dengan keberhasilan-keberhasilan yang dilakukan pada era lima tahun pertama.
Adanya ide atau pendapat yang berbeda merupakan suatu rahmat bagi Negara ini dan ini juga alternative-alternatif pintar dalam melanjutkan keberhasilan-keberhasilan yang akan Nampak pada periode kedua kepemimpinan bapak Jokowi. Bagi masyarakat hanya mengharapkan suatu kedamaian dan kemakmuran bagi mereka karena  tanpa kedamaian dan kemakmuran apa yang dilakukan adalah sia-sia dan tujuan dari Negara ini tidak tercapai. Oleh karena itu, dengan adanya seminar-seminar seperti ini maka tentunya program-program dan ide-ide cemerlang akan selalu muncul, semoga Negara ini dapat mewujudkan kemakmuran dan kedamaian bagi rakyatnya dan dengan Nawacita tersebut program-program pembangunan Indonesia ke depan akan semakin jelas dan strategis.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry “BICARA AKREDITASI PRODI”

Mendapatkan akreditasi “A” merupakan impian setiap sivitas akademika di perguruan tinggi dan tidak ketinggalan juga para mahasiswa yang sedang menuntuk ilmu di perguruan tinggi tersebut. Momen ini yang dialami oleh Pogram Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Kecermelangan dan keunggulan yang dimiliki oleh program studi PGMI ini turut dirasakan oleh semua komunitas dan insan akademik yang ada di program studi tersebut, baik mahasiswa, alumni, sivitas akademikia kampus dan juga masyarakat secara umum.
Berdasarkan kegembiraan dan kebanggaan tersebut, maka program studi PGMI mengadakan pertemuan dengan para pimpinan Fakultas dan para dosen yang bernaung di bawah bendera Pogram Studi PGMI tersebut. Pada acara tersebut turut diundang kepala pusat Audit dan Pengendalian mutu Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Pada kegiatan tersebut, Dr. Buchori Muslim, M. Ag memaparkan berbagai hal yang menyangkut dengan pengembangan akreditasi program studi dengan standar baru, baik dari tataran yang sangat mendasar sampai kepada tatataran yang paling tinggi dalam level yang ada dalam sistem akreditasi. Keseriusan beliau dalam memberikan materi tersebut dapat diberikan apresiasi, karena disamping kesibukan beliau yang sangat luar biasa, masih sempat meluangkan watunya untuk memberikan materi dan berdiskusi dengan pimpinan, para dosen dan segenap sivitas akademika program studi PGMI dan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN AR-Raniry.
Di samping itu, turut juga dihadiri oleh para pimpinan Fakultas, yaitu Bapak Dekan, Bapak Wakil Dekan I dan bapak bapak Wakil Dekan II Fakultas Tersebut. Selain itu, juga hadir para beberapa pakar dibidangnya seperti ketua program studi Pendidikan Agama Islam (S3) pascasarjana UIN Ar-Raniry dan juga beberapa dosen senior yang home basenya di program studi tersebut.
Kegiatan ini patut diberikan apresiasi dan penghargaan yang layak karena jauh-jauh hari sebelum masa akreditasi tersebut habis masanya, para pimpinan prodi sudah berpikir dan menindaklanjuti berbagai hal yang berkenaan dengan re-akreditasi program studi. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh para pimpinan pogram studi tersebut, yaitu ketua program studi PGMI Ibu Yuni Setianingsi dan ibu sekretaris program studi, ibu Fitriah dan juga para dosen dan beberapa staf dan pengawai program studi tersebut.
Kegiatan seperti dapat dijadikan contoh bagi program-program studi lainnya baik yang ada di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan maupun program sudi-program studi di luar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang ada di Uinversitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh. Mudah-mudah kegiatan selalu mendapat hidayah dari Allah SWT. Amin…

GOLDEN FEBI FESTIVAL III: Ajang Kreativitas Mahasiswa FEBI Untuk Dunia

Ada beberapa kegiatan yang melibatkan Fakultas Ekonomi Islam dalam rangka menyambut Ar-Raniry Creative Fair 2019 dan menyambut Milat Universitas Negeri Islam Ar-Raniry yang ke-56 tahun ini. Di antaranya adalah adanya Seminar Nasional tentang “Workshop Publikasi Ilmiah: Peningkatan Kualitas Publikasi di Bidang Ekonomi dan Keuangan Syariah Bagi Akademisi Se-Aceh”. Kegiatan ini menampilkan tiga orang narasumber, yaitu sebagai Key Note Speakernya dari Jakarta, bapak Dr. Sutan Hidayat, SP., MBA, direktur Riset dan Pendidikan Ekonomi Islam dari Komite Nasional Keuangan Syariah Republik Indonesia. Selain itu ada dua nara sumber lokal yang tidak kalah pentingnya, yaitu bapak Dr. Hafas Furqani, Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dan bapak Dr. M. Sabri Abd Majid, Dosen Ekonomi Universitas Syiah Kuala.
Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam adalah Seminar Nasional tentang “Islam dan Pembangunan Ekonomi (SN-IP) ke-2”. Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa nara sumber nasional dan Lokal, diantaranya adalah Bapak Taufik Hidayat, Direktur Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Indoensia, bapak Prof. Ir. Sukoso, M. Sc., Ph. D, Kepala Badan Penyelenggara Produk Halal Kementerian Agama Republik Indonesia, bapak Muhammad Fuad Nazar, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama Republik Indoensia, bapak Zainal Arifin Lubis, Kepala Bank Indonesia Perwakilian Aceh, bapak  Haizar Sulaiman, SH. MH, Direktur Utama PT Bank Aceh Syariah, dan Bapak Aulia Fadly, Kepala OJK perwakilan Aceh.
Tidak kalah dengan kegiatan yang di atas, maka pada tanggal 22 Oktober 2019, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, juga mengadakan acara OJK Mengajar dengan tema “Peran OJK dalam Perlindungan Konsumen dan Masyarakat”. Kegiatan ini juga menghadirkan nara sumber nasional, yaitu bapak Sarjito, Deputi Komisioner Bidang Edukasi Perlindungan Konsumen OJK Pusat, Bapak Aulia Fadly, Kepala OJK Provinsi Aceh, Bapak M. Gatot Adhi Prasetyo, Direktur Bisnis BTPN Syariah, dan Bapak Horas V.M Tarihoran, Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK.
Semua kegiatan ini adalah kegiatan dalam rangka menyambut Ar-Raniry Creative Fair dan Milad Universitas Islam Negeri Ar-Raniry secara umum dan dalam rangka menyambut dan memeriahkan kegiatan Golden FEBI Festival III secara khusus. Ini semuanya menunjukkan bahwa kreativitas mahasiswa-mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh dapat disejajarkan dengan berbagai kegiatan mahasiswa pada tataran Internasional.
Dengan berbagai kegiatan tersebut, diharapkan dapat memberikan manfaat yang konstruktif bagi Universitas dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam secara khusus dan kongkrit serta nyata dalam bidang Akademik, non Akademik, dan berbagai kegiatan ektra kurikuler lainnya. Semoga semuan kegiatan ini juga dapat memberikan pengaruh yang positif dalam tingkah laku dan karakter mahasiswa Uinversitas Islam Negeri Ar-Raniry di masa-masa yang akan datang.
Pada acara pembukaan Golden FEBI Festival III tersebut, Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Ar-Raniry menegaskan bahwa semua kegiatan mahasiswa ke depan harus ditingkatkan baik dari kualitas kegiatannya maupun dari sisi finansial. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa UIN Ar-Raniry secara umum dan khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dapat diandalkan kreativitas pada tingkat local, nasional dan bahkan Internasional. Kami pimpinan Perguruan tinggi ini akan selalu mendukung dan memberikan kontribusi yang nyata dalam rangkan peningktana mutu akademik dan non akademik mahasiswa kampus ini.

OJK MENGAJAR: Peran OJK dalam Perlidungan Konsumen dan Masyarakat

Deputi Komisioner Bidang Edukasi Perlindungan Konsumen OJK Pusat, Bapak Sarjito, menegaskan bahwa OJK memerankan peran yang sangat penting dalam melindungan konsumen dan masyarakat dari berbagai tipuan yang terjadi terhadap penggunaan jasa keuangan dewasa ini. Era industrial 4.0 ini dapat membawa manusia dan segenap komponen yang terlibat di dalamnya kearah yang positif maupun yang negatif. Secara positif, era digital ini dapat digunakan untuk belajar dengan mudah melalui berbagai sarana dan prarana internet dan teknologi digital seperti belajar bahasa asing, membuat berbagai kreativtas dalam masyarakat dan juga dapat belajar secara mandiri dengan melihat You Tube, dan sarana internet lainnya. Demikian juga memiliki hal yang sama ketika kemajuan ini di bawa kearah yang negatif, seperti terlibat dalam berbagai judi on line, penipuan malalui WA, face book, intagram dan lain-lain sebagainya. Ini menunjukkan bahwa kontrol secara personal dan masyarakat sangat diharapkan karena media dapat menjadi ajang fitnah memfitnah. Ini disampaikan pada acara OJK Mengajar di Auditorium Prof. Ali Hasymi Universitas Negeri Ar-Raniry Banda Aceh. Acara ini terlaksana bekerjasama antara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Univeristas islam Ar-Raniry. Selain itu, juga dibicara tentang peran OJK dalam mendeteksi berbagai hal yang negatif terhadap pembelian saham dan yang sejenis dengannya dalam bidang keuangan dan perbankan.
 Selain bapak Sarjito, juga hadir pada acara OJK Mengajar tersebut, diantaranya adalah Bapak Aulia Fadly (kepala OJK Provinsi Aceh) dan sempat juga memberi sambutan pada pembukaan kegiatan ini. Pemateri lain, juga hadir seperti Bapak Horas V.M.  Tarioran sebagai pemateri kedua dalam rangka OJK mengajar.
Bagi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, dengan adanya acara ini, banyak mengambil manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah bagi dosen-dosen, para mahasiswa dan tenaga kependidikan lainnya. Bagi dosen, even ini dapat dijadikan sebagai titik awal pergerakan penelitian, pengabdian masyarakat dan berbagai kajian akademik lainnya tentanga OJK dan apa yang menjadi tupoksi OJK. Sedangkan bagi mahasiswa even ini dapat mengambil kesempatan yang sangat luar biasa juga seperti bakti sosial, Kuliha Pengabdian Masyarakat dan juga pada saat mahasiswa menyelesaikan studinya dengan mengkaji topik yang menarik tentang OJK.
Pada saat yang sama kehadiran bapak Sarjito membawa angin segar bagi Universitas Islam Negeri itu sendiri secara umum dan khususnya bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Kegiatan tersebut diharapkan oleh kedua belah pihak untuk dilanjutkan pada jenjang MoU. Demikian juga pada tahapan-tahapan tindak lanjut dalam berbagai pengembangan oleh kedua belah pihak.
Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam juga mengambil manfaat yang lebih, mengingat Fakultas FEBI selama ini banyak berkiprah pada tataran nasional maupun internasional. Dengan demikian, bagi FEBI semua kegiatan tersebut, khususnya yang menyangkut dengan bidang keuangan dan perbankan. Kesempatan yang sangat berarti ini dapat menimbulkan dan menjadi Fakultas FEBI lebih terpandang dimata dunia.
OJK mengajar ini di hadiri oleh berbagai pihak, di samping oleh sivitas akademika yang ada di Fakultas, universitas, mahasiswa, para alumni dan praktisi lainnya dari berbagai perbankan local yang ada di Banda Aceh. Dan even ini diharapkan dapat membawa masyarakatnya kearah yang lebih maju.
Untuk memperkuat fakultas ini, kegiatan-kegiatan seperti dilaksanakan hari ini, OJK mengajar, akan selalu diharapkan terus berjalan. Jaringan antara UIN dan lembaga-lembaga lain terus akan kami tingkatkan, termasuk dengan OJK. Untuk itu kami juga berharap agar antara UIN Ar-Raniry dan OJK dapat terjalin dalam bentuk penandatanganan MoU, dan juga dengan lembaga perbankan.

RESEARCH COLLABORATIVE: Ujung Tombak Perguruan Tinggi Dalam Meningkatkan Akreditasi Lembaga


Mewakili Bapak Rektor Universitas Islam Negeri Ar-Raniry untuk memenuhi undangan dari Kolej University Perguruan Ugama Seri Begawan dalam rangka Majlis Konvokesyen Kesembilan Univeritas tersebut, pada 15 Oktober 2019 dan juga sekaligus dengan penandatanganan MoU antara kedua Universitas. Pada saat yang sama KUPU SB juga melakukan dan menandatangani MoU dengan beberapa Universitas-Universitas di beberapa Negara lain seperti dengan beberapa Universitas di Malaysia, Pakistan dan beberapa Universitas di Indonesia. Pada acara wisuda tersebut dihadiri langsung Oleh Yang Mulia Sultan Brunei Darussalam, Sultan Haji Hassanal Bolkiah, dan pada acara penanda tangan MoU dihadiri oleh Rektor KUPU SB yang disaksikan oleh Bapak Menteri Ugama Brunei Darussalam.
Pada acara yang pertama, yaitu menhadiri acara wisuda KUPU SB dilaksanakan mulai pukul 09.00 pagi sampai dengan pukul 12.30 siang di gedung International Convention center Brunei Darussalam. Acara penandatanganan MoU juga dilakukan pada gedung yang sama dimulai pada pukul 09.00 malam sampai dengan pukul 11.00 malam waktu Brunei Darussalam. Kegiatan wisuda dilakukan secara kenegaraan karena rektor atau Chancellor dari semua Universitas yang ada di Brunei adalah raja itu sendiri, maka dengan sendirinya acara tersebut sangat hikmad dan dijalankan oleh protokuler kenegaraan. Sedangkan pada acara penandatanganan MoU adalah dilaksanakan secara kenegaraan juga karena dihadiri oleh Menteri Ugama Brunei Darussalam. Bedanya antara kedua kegiatan adalah: yang pertama dihadiri langsung oleh Raja Brunei sedangkan acara yang kedua tidak dihadiri oleh Raja, tetapi hanya dihadiri oleh Menteri Ugama. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kedua kegiatan ini adalah sama-sama penting dan memberi manfaat yang sangat luar biasa bagi lembaga-lemabag pendidikan lain yang melakukan MoU pada momen tersebut.
Manfaat yang pertama, khususnya bagi Universitas-universitas di Indonesia, dimana setiap Universitas, baik yang dibawah kementerian Agama maupun RistekDikti, semuanya menginginkan dan berorientasi pengembangannya kepada atau menuju Universitas Kelas Dunia. Dan ini salah satu tempat dan ajang sekaligus momen yang sangat berguna dalam menuju kepada jenjang kelas dunia tersebut. Ini dapat dilihat dari ruang lingkup kerjasama itu sendiri yaitu pengembangan riset bersama antara KUPU SB dengan Uinversitas-universitas yang menandatangani MoU malam tersebut. Selain itu, yang menunjukkan bahwa kegiatan ini penting adalah dari keseriusan para pimpinan KUPU SB dalam perbincangan-perbicangannya dengan Uinversitas-universitas tersebut dimana keinginan untuk tindak lanjut atau sering disebut dengan MoA adalah akan dilakukan dalam waktu sesegera mungkin. Ungkapan ini di dengar dan disaksikan langsung oleh menteri Ugama Brunei Darussalam.
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, akan mengambil momen ini sebagai momen yang berarti bagi kedua Universitas, yaitu akan ada tindak lanjut keduanya pada tahun depan, baik itu berupa exchange student maupun kunjungan atau membuat seminar atau koferensi bersama antara kedua lembaga. Bukti nyata dari seriusnya kedua lembaga untuk menindaklanjuti berbagai kesepatan yang telah di tandatangani adalah sudah dilakukan berbagai even penting pada beberapa waktu yang lalu, seperti melakukan konferensi internasional tentang bahasa Arab dan adanya kunjungan mahasiswa program studi bahasa Inggris Universitas Islam Negeri Ar-Raniry ke Brunei Darussalam.
Dengan adanya MoU antara kedua instutusi diharapkan gema dan gaung Universitas Islam Negeri Ar-Raniry semakin disegani di mata dunia, paling tidak di tingkat atau kawasan Asia Tenggara dan bahkan keinginan tersebut lebih dari itu, yaitu pada tataran atau kawasan asia pasifik atau secara global mendunia. Ini semua menjadi tujuan dari setiap perguruan tinggi yang ingin mengembangkan akreditasi atau tingkatan yang diharapkan oleh semua lembaga yang ada di dunia ini.

EMBRACING ICT, EMPOWERING EDUCATION 4.0



Tulisan ini di sampaikan Rektor (Prof. Dr. Tgk. Hj. Warul Walidin AK, MA) sebagai Keynote Speaker pada “The 4’’ International Conference on ICT in Education 2019”  di Hotel Bayview Beach Resort Penang, Malaysia 2-4 Juli 2019.
ICT and Education 4.0
´  ICT is Information and Communication Technology that will change:
´  The education system
´  The curriculum
´  The teaching/learning materials
´  The teaching/learning process
´  The capacity of lecturers/teachers/instructors
Collaborative Programs among the higher education institutions
´ Students could attend college without leaving their home, both in their own country or in a foreign country.
´ The lecturer can share all teaching materials to all of his/her students through the internet from his/her offices by using social media and teleconferences system. 
Digital Library System
´ Lecturers/students can search and download the teaching/learning materials from the digital library directly from his/her place as a member or guest visitor.
´ Establishing the network library digital system among the higher education institution for primary and secondary schools, tertiary institutions.
Online Academic Registration
´ Applicants can register and upload digital documents that are requested to apply the program at higher education institutions without leaving their home both at home and abroad.
Digital Academic Database
The Academic Database can be accessed and download by all beneficiaries from anywhere
Digital Payment System
´ Payment system for education fees online through banking and other digital payment systems.
Empowering ICT in Education 4.0
Embracing ICT to empower Education 4.0 to develop program based on the users (disability/age/gender), especially for primary and secondary schools, tertiary institutions
Developing Collaborative Program
´ Joint classes between universities that have established the network through memory of understanding (MoU).
´ Students can attend college in their place of residence, both in their own country and in a foreign country.
´ The lecturer can give lectures to all students through the network from his office throughout the world.
´ Collaborative classes for the double degree systems.
Standardized Evaluation System
Standardized education program evaluation system between education providers
Empowering Lectures
´ The quality improvement of lecturers is carried out jointly and gradually, so that lecturers can give lectures at universities that have understanding (MoU) in implementing education.
´ Focus Group Discussion (FGD) between lesturers and students by embracing ICT.
´ Information sharing between lecturers about the development of science, especially in the fields of pedagogical theory, learning process, and multimedia development in teaching.
But …. ??
´ All of them will save budget and time ..
But
´ Regular direct meetings/lectures IS NEEDED so that the sense of humanity and social contact is not lost, so that local wisdom is not eroded.

KREATIVTAS MAHASISWA: INDIKATOR KEMAJUAN SEBUAH UNVERSITAS

Inti dan indikator majunya sebuah Universitas adalah sangat tergantung pada kreativitas, inovasi dan kemandirian mahasiswanya. Maka apapun kegiatan yang dilakukan di sebuah Universitas harus memberi dukungan penuh pada aktivitas mahasiswa, baik yang bersifat akademik maupun non akademik. Karena mahasiswalah yang nantinya menjadi alumni akan memberikan kontribusi yang sangat luar biasa dalam pengembangan Universitas dan karir yang dimiliki oleh mahasiswa dan alumninya dalam masyarakat dan dunia kerja ke depan. Untuk itu, peran dan tupoksi yang diemban oleh para wakil rektor di lini tiga tersebut sangat urgen dalam mengawal aktivitas mahasiswa. Berbagai bidang yang ada di Universitas, baik bidang akademik, keuangan dan kerjasama, semuanya juga bermuara pada kreativitas dan inovasi mahasiswa dan alumninya. Dengan demikian, memberikan dukungan penuh kepada semua program-program mahasiswa, baik program yang bersifat akademik, olah fisik dan karya seni memerlukan kepada dukungan yang penuh kepada mereka dalam mengembangkan semua itu. Karena kalau mahasiswa tidak memiliki kreativitas, inovasi dan berbagai karya itu artinya tidak mendukung apa yang telah dituangkan dalam visi dan misi Universitas. Untuk kegitan dan aktvitas kemahasiswaan jangan sekali-kali menganggap itu adalah tidak penting. Kalau ada pendapat seperti ini, itu berarti tidak memehami hakikat sebuah Universitass. Dimana mahasiswa merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan dominan di sebuah lembaga pendidikan termasuk lembaga pendidikan tinggi.
Kegiatan kemahasiswaan adalah kegiatan Universitas yang sesungguhnya, karena apapun yang dilakukan di kampus baik itu kurikuler mapun non kurikuler adalah sangat ditentukan oleh kreativitas mahasiswanya. Berkenaan dengan hal tersebut, maka perguruan tinggi di bawah kementerian Agama RI, atau yang sering disingkat PTKIN mengadakan Pekan Ilmiah, Olah Raga, Seni dan Riset (PIONIR) setiap dua tahun sekali secara nasional. Untuk tahun ini yang menjadi tuan rumah adalah Universitas Islam Negeri Malang, Jawa Timur. Kegiatan PIONIR tersebut bertujuan untuk melahirkan insan akademik (mahasiwa) yang mempuni. Semua agenda yang ada dalam PIONIR tersebut adalah untuk mencari bibit atau prestasi yang unggul dalam bidang olah raga, seni, riset dan kegiatan-kegiatan ilmiah dikalangan mahasiswa, juga untuk menjalin silaturrahim diakalangan mahasiswa PTKIN se-Indonesia. Kegiatan ini juga ingin menampilkan program-program yang dilakukan oleh setiap Universitas untuk dilihat kembali secara nasional dimana universitas-universitas yang tergabung dalam PTKIN adalah sangat mampu untuk di Upgrade pada jenjang yang lebih tinggi, baik pada ajang-ajang nasional maupun internasional. Disamping itu, kegiatan PIONIR tersebut juga untuk melatih dan mendidik mahasiswa-mahasiswa kita supaya dapat mandiri dan berinovasi serta berkreasi dalam menghadapi dunia global dan dalam rangka menghadapi era perkembangan teknologi 4.0.
Sebagaimana kita ketahui bersama, apa yang dilakukan oleh lembaga pendidikan kita beberapa dekade yang lalu adalah mustahil untuk kita terapkan pada era sekarang dan beberapa waktu ke depan. Ini sesuatu yang harus kita pikirkan bersama dalam rangka melihat dunia yang lebih luas, dimana dalam tataran beragama juga diperlukan pemikiran-pemikiran yang lebih terbuka, untuk itu peran kita untuk mengembangkan Moderasi Bergama sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk menyebarkan, mengajarkan dan memberikan perspektif-perspektif baru yang lebih open-minded kepada generasi-generasi kita ke depan, dalam hal ini adalah mahasiswa-mahasiswa kita dalam mengamalkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Demikian, disampaikan bapak kasi sarana dan prasarana Kementerian Agama RI  (Rohman  Basori) dan Rektor Universitas Islam Negeri Malang pada Rakor Para Wakil Rektor/Ketua Bidang Kemahasiswaan, alumni dan kerjasama PTKIN se-Indonesia di Malang, 23-25 Juni 2019. 

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY MENUJU WORLD CLASS UNIVERSITY: Perspektif Visi dan Misi

Universitas Islam  Negeri Ar-Raniry adalah sebagai salah satu Universitas Islam Tertua Di Indonesia, yaitu setelah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Universitas Islam Negeri Jakarta. Dalam perkembangannya memang berbeda jauh dari universitas kedua tersebut karena kendala-kendala dan rintangan-rintangan yang dihadapi, baik konflik yang berkepanjangan maupun musibah yang di alami di provinsi paling Barat Indoensia ini. Walaupun demikian, hasrat dan keinginan untuk mengembangkan diri sebagai salah satu Universitas terkemuka di daerah nya dan juga regional dan bahkan internasionla akan selalu ada dan menjadi impian semua lembaga pendidikan yang ada.
Mengingat kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin hari hari semakin pesat, maka Universitas Ar-Raniry juga tidak boleh ketinggalan dari kancah perubahan tersebut. Maka disini pertama sekali dilihat, kalau ingin bersaing dengan kampus-kampus lain, adalah aspek visi dan misi sebuah lembaga pendidikan. Untuk mewujudkan kea rah pengembangan menjadi universitas kelas dunia, maka visi dan misinya pun harus sesuai dengan arah tersebut.
Untuk sementara visi yang diinginkan untuk saat ini adalah sebagai berikut:
Visi: Mewujudkan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry berkelas dunia dalam pengintegrasian dan Internalisasi keislaman, keilmuan, dan nilai-nilai kebangsaan
        Berkelas dunia di sini maksudnya adalah arah pengembangan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry ke depan adalah dapat berkompetisi secara global, artinya UIN Ar-Raniry tidak hanya berpikir dan mengembangkan keislaman, keilmuan dan Nilai-nilai kebangsaan/keindonesiaan bukan hanya untuk konsumsi masyarakat Indonesia semata, tetapi menjadi referensi dan panutan universitas-universitas dunia dalam rangka pengembangan, pelaksanaan dan penemuan-penemuan yang bertaraf nasional dan internasional.
1. Kualitas riset 60% (merancang riset yang dapat menghasilkan invensi dan inovasi kualitas dunia). 2.  Kesiapan kerja 10%. 3. Pandangan internasional 10% (bagaimana agar tulisan peneliti atau dosen dapat dipublikasikan oleh jurnal akademik internasional dan dapat menjadi referensi oleh peneliti dan dosen perguruan tinggi lain). 4. Kualitas pengajaran 20% (bagaimana staf atau alumni suatu perguruan tinggi dapat meraih penghargaan bertaraf internasional)
        Integrasi  di sini maksudnya adalah paradigm yang dipakai oleh UIN Ar-Raniry dalam rangka pengembangan dan penemuan model-model baru atau alternatif-alternatif baru dalam melihat world view dengan menggunakan paradigma keislaman dan penemuan keilmuan seperti sain dan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengacu kepada spirit keislaman dan kebangsaan, karena itu perlu disandingkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan menjadi paradigm baru dalam penerapan sain dan teknologi ke depan yang terikat kepada keislaman dan kebangsaan. Integrasi nilai-nilai keislaman dan nilai-nilai kebangsaan mutlak diperlukan dalam rangka pengembangan dan penerapan Islam secara kaffah dan lebih bermanfaat bagi umat sebagai agama yang rahmatan lil alamin
  Internalisasi di sini adalah sebagai pendekatan dan metolodogi yang digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaran dan kegiatan-kegiatan akademik lainnya. Dengan internalisasi diharapkan proses pembelajaran, pewarisan ilmu pengetahuan dan transfer of values yang dilaksanakan dalam pembelajaran, pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, baik di lingkugan universitas maupun di luar universitas. Internalisasi sebagai pendekatan dan metodologi tersebut dapat memberikan pencerahan-pencerahan dengan tidak melihat subyek didik dan masyarakat secara umum dengan pandangan yang sempit, tetapi lebih terbuka dan demokratis, tidak memasung kreativitas mahasiswa dan juga masyarakat lainnya. Pendekatan ini digunakan mengingat selama ini proses pembelajaran yang terjadi adalah bersifat indoktrinasi dan mengekang kreativitas mahasiswa. Sehingga sangat menutup kemungkinan untuk menemukan temuan-temuan baru atau alternatif-alternatif baru dalam pencapaian tujuan yang diinginkan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan bersama
Sedangkan MISI yang harus diimplementasikan untuk mencapai visi tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Integrasi keislaman, keilmuan dan nilai-nilai kebangsaan dalam pendidikan dan pembelajaran yang berbasis pada research.
2.   Internalisasi keislaman, keilmuan dan nilai-nilai kebangsaan dalam penelitian dan pengabdian bagi kepentingan akademik dan pengembangan masyarakat
3.  Meningkatkan peran serta universitas, ulama dan masyarakat dalam menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa berdasarkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan
4.     Membangun kerja sama dengan berbagai pihak, baik lokal, nasional dan internasional, dalam rangka pengembangan dan publikasi pendidikan, pengajaran, penelitian, aktualisasi life skill (hard skill dan soft skill) dan pengabdian pada masyarakat
Inilah beberapa hal yang bersifat filosofis dan metodologis dari perspektif Visi dan Misi yang harus diterapkan dalam tri Darma Perguruan apabila ingin bersaing pada tingkat dunia. Perspektif ini adalah masih sangat minimal kalau dilihat dari apa yang telah dilakukan oleh universitas-universitas di Negara maju.

PROFESSORIAL LECTURING: LECTURER IS THE KEY AND EDUCATION IS THE HEART OF CIVILIZATION

Kegiatan ini dilakukan pada saat menindaklanjuti MoU antara Universitas Islam negeri Dengan Univeristas Teknologi Mara cawangan Malakan pada tanggal 29-30 Oktober 2018. Tindaklanjut ini di isi dengan kuliah umum dan mengahdiri acara wisuda akademik UiTM Malaka, Malaysia. Dalam Kuliah Umum (Professor Talk) oleh: Prof. Dr. H. Warul Walidin AK, MA (Rektor UIN Ar-Raniry) yang didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Universitas Islam Negeri Ar-raniry Banda Aceh, bagi Dosen dan Mahasiswa Semester Akhir UiTM Melaka, Malaysia, dengan judul “PROFESSORIAL LECTURING: LECTURER IS THE KEY AND EDUCATION IS THE HEART OF CIVILIZATION”.
Konten dari kuliah umum tersebut, diantaranya adalah tentang:
1.     Hakikat Pendidik
Disini rector menjelaskan bahwa Pendidik itu adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.  Undang-undang ini menegaskan bahwa guru adalah pendidik
2.     Hakikat Kompetensi
Kompetensi pendidik adalah kecakapan atau kemampuan yang dimiliki pendidik, yang diindikasikan dalam empat pilar kompetensi, yaitu kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan memahami subjek didiknya secara baik serta kemampuan mengelola pembelajaran (pedagogik), kemampuan yang berhubungan dengan tugas profesionalnya, yaitu kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam (profesional),
kemampuann yang berhubungan dengan keadaan pribadinya yang mantap, berakhlak, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik (personal), serta kemampuan yang berhubungan dengan masyarakat atau lingkungannya, yaitu kemampuan berkomunikasi, berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar (sosial).
3.     Karakter dan Etos Kerja
Disini rector menjelaskan tentang beberapa negera yang mempunyai etos kerja dan karakter yang sangat luar biasa. Seperti Jepang, Amerika dan lain-lain. Kemajuan yang dicapai oleh Negara-negara tersbut terjadi karena mereka memegang teguh pada karakter bangsanya demikian juga etos kerja yang mereka bangun.
Disamping kegiatan kuliah umum, Rektor dan Wakil Rektor III, juga menghadiri dan menyertakan pada  perayakan/wisuda Akademik, Istiadat wisuda UiTM Melaka, Malaysia. Demikian juga menghadiri dan mengunjungi UiTM Melaka Campus Tour, PTAR, Masjid Al-Hikmah, ACIS, CIPSF, Bangunan Akademik KPPI, KPP2, KPP3, Kolej-Kolej Pelajar dan Unit Sukan.