Kajian ini disampaikan pada Seminar Sehari dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Daerah yang bertemput di Lantai 3 Kantor Bupati Pidie Jaya tahun 2018. Agenda pada acara ini buka oleh Bupati Pidie Jaya. Di samping saya sebagai narasumber pada acara tersebut, juga dihadiri oleh Bapak Direktur Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Bapak Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Bapak Kepala Dinas Pendidikan Aceh dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie Jaya. Saya pada kesempatan tersebut adalah mewakili Ketua Majelis Pendidikan Aceh (MPA). Pada Acara tersebut, saya menyampaikan materi tentang Penguatan Pendidikan Karakter Dalam Kurikulum K 13 (Melalui Internalisasi). Materi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
ISU YANG SANGAT URGEN DALAM KURIKULUM 2013 ADALAH PENDIDIKAN KARAKTER
Makna Karakter dan Pendidikan
Karakter
Makna Karakter Etimologi: charassein (Yunani)
character (inggris); watak, tabiat, sifat, membuat tajam, Bahasa Arab:
Thabiat, akhlak, sajiiyah, syakhshiiyah.
Dalam bahasa indonesia karakter
dimaknai dengan watak, yaitu sifat-sifat hakiki seseorang atau suatu kelompok
atau bangsa yang sangat menonjol sehingga dapat dikenalidalam berbagai situasi
ataumerupakan trade mark orang, kelompok atau bangsa tersebut.
Makna Pendidikan
Karakter
Program pendidikan
karakter sebagai upaya membangun kesadaran melakukan berbagai kebajikan untuk
menciptakan dunia yang lebih baik.
Pendidikan karakter mengajarkan
kebiasaan cara berpikir dan berprilaku yang membantu individu untuk hidup dan
bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat dan warga negara serta membantu
mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan
Olar pikir: proses nalar guna mencari dan menggunakan pengetahuan
secara kritis, kreatif, dan inovatif menghasilkan pribadi cerdas (kognitif).
Olah hati: perasaan sikap dan keyakinan/keimanan yang menghasilkan
pribadi jujur (afektif).
Olah rasa dan karsa: kemauan yang tercermin dalam kepedulian.
Olah raga: proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi dan
penciptaan aktivitas baru yang disertai dengan sportivitas menghasilkan pribadi
yang tangguh.
KARAKTER RELIGIUS
Mencerminkan sikap iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
yang diwujudkan dalam perilaku untuk melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianutnya, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan
damai dengan pemeluk agama lain. Sikap religius
juga ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan alam.
KARAKTER NASIONALIS
merupakan cara berpikir,
bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sikap ini mencakup nilai
karakter cinta tanah air dan semangat kebangsaan.
KARAKTER MANDIRI
merupakan sikap dan perilaku
tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran,
waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Karakter kemandirian
meliputi nilai-nilai etos kerja, tahan banting, daya juang, professional,
mandiri, kreatif dan menjadi pembelajar sepanjag hayat.
KARAKTER GOTONG ROYONG
mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, bersahabat dengan orang lain dan
memberi bantuan pada mereka yang miskin, tersingkir dan membutuhkan
pertolongan. Karakter gotong royong mencakup nilai-nilai karakter saling
menghargai, kerjasama, gotong royong, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan
kerelawanan.
KARAKTER INTEGRITAS
merupakan perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan
kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter
integritas meliputi sikap tanggungjawab sebagai warga negara, aktif terlibat
dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakah dan perkataan yang
berdasarkan kebenaran.
DALAM KONTEKS ACEH
QANUN PENDIDIKAN
a. mengimplementasi kurikulum nasional
b. Mengimplementasi kurikulum Aceh yang Islami
VISI DAN MISI GUBERNUR
Nilai-Nilai
Karakter Dalam Konteks
Global
•
Seperti :
Nilai-Nilai Demokrasi
- Kebebasan berpikir
- Persamaan
- Persaudaraan
Pendekatan Penguatan Karakter Secara Nasional
Pendekatan Integral
Penguatan Pendidikan karakter
dilakukan dengan mengintegrasikan pengembangan fisik (olah raga), intelektual
(olah pikir), moral/sosial (olah karsa), estetika dan spiritual individu (olah
hati dan rasa).
Pendekatan
Menyeluruh
Penguatan Pendidikan Karakter
dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam
proses belajar-mengajar, pengembangan budaya sekolah dan kolaborasi dengan
komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.
Strategi Penguatan Pendidikan Karakter (Nasional)
1. Berbasis kelas
dilakukan
melalui proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di dalam kelas. Penguatan
pendidikan karakter dalam kegiatan belajar di dalam kelas bisa berupa pemilihan
model pembelajaran tematik (ada alokasi waktu khusus untuk mengajarkan
nilai-nilai tertentu), non-tematik (terintegrasi dengan materi pembelajaran
dalam kurikulum), dan non-instruksional (manajemen kelas dan organisasi fisik
lingkungan kelas).
2. Berbasis kultur
sekolah
dilakukan
melalui kegiatan ko-kurikuler,
ekstra-kurikuler dan pengembangan manajemen pengelolaan lembaga pendidikan
(tata kelola sekolah, tata peraturan sekolah, norma-norma, regulasi pendidikan)
yang mendukung pembentukan karakter peserta didik sebagai pembelajar.
3. Berbasis
komunitas
dilakukan
dengan melakukan kerjasama dengan komunitas-komunitas di luar lembaga
pendidikan sebagai sumber-sumber pembelajaran, tempat berbagi pengalaman dan
keterampilan yang memperkuat penumbuhan
karakter peserta didik.
Nilai-Nilai Religius (Akhlak) Dalam Konteks Islam
•
Nilai-nilai
akhlak pereorangan, seperti kesucian jiwa, menjaga
diri, menguasai nafsu, menjaga nafsu makan dan seks, menahan rasa marah dan lain-lain.
•
Nilai-nilai
akhlak dalam keluarga, seperti kewajiban-kewajiban
kepada ibu bapak dan anak-anak.
•
Nilai-nilai
akhlak sosial, seperti memenuhi amanah, mengatur perjanjian
untuk menyelesaikan yang meragukan, menepati janji, memberi kesaksian yang
betul, memaafkan dan lain sebagainya
•
Nilai-nilai
akhlak dalam negara, seperti hubungan antara
kepala negara dan rakyat, kewajiban kepala
negara, bermusyawarah
dengan rakyat, ajakan kearah perdamaian dan lain
sebagainya.
•
Nilai-nilai
akhlak dalam agama, seperti beriman kepada-Nya, ketaatan yang
mutlak, memikir ayat-ayat-Nya, memikirkan makhluk-Nya, mensyukuri nikmatnya,
bertawakkal kepada-Nya
Kenapa Internalisasi?
- Meningkatkan kualitas berpikir (qualities of mind)
yaitu berpikir dengan efisien, konstruktif, mampu melakukan judmen (judgment)
dan kearifan (wisdom.
- Meningkatkan attitude of mind, yaitu
menekankan pada keingintahuan (curiosity), aspirasi-aspirasi dan penemuan-penemuan.
- Meningkatkan kualitas personal (qualities of
person) yaitu karakter (character), sensitivitas (sensitivity),
integritas (integrity), tanggungjawab (responsibility).
- Meningkatkan kemampuan untuk menerapkan
konsep-konsep dan pengetahuan-pengetahuan pada situasi spesifik