2018, STUDENT MOBILITY: SINGAPURA, MALAYSIA DAN THAILAN



Semalam transit di hotel Ibis Batam dalam rangka menjalankan program studen mobilty menuju tiga negara sahabat, yaitu: Singapor, Malaysia dan Thailan. Program Student Mobility ini merupakan program yg sangat penting bagi mahasiswa-mahasiswa kita dan khususnya bagi UIN Ar-Raniry ini adalah sebuah ajang kreativitas mahasiwa dalam melihat dunia lebih luas lagi. Melihat kemajuan di negara-negara adalah sesuatu hal mutlak diperlukan supaya generasi muda ke depan tidak hanya memprotes berbagai agenda   kampus yang di jalankan oleh para pimpinan yang terpilih, tetapi juga sebagai reflektif bagi mereka sendiri dan juga bagi pengembangan kampus itu sendiri khususnya dan demikian secara umum bagi pengembangan kreativitas anak-anak bangsa ke depan. Semoga awal perjalanan ini memberi sesuatu yang berarti bagi kita semua... amin
Student Mobility as Learning by Doing, demikian kata John Dewey. Para pelajar tidak hanya terlibat dengan berbagai subyek matter, tetapi juga di sodorkan berbagai pengalaman dan praktek baik yang ada disekitarnya. Menetap alam dan dunia disekitarnya adalah bagian dari learning tersebut. Itulah program yang sedang dijalankan ole PTKIN se indonesia di bawah koordinasi bidang kemahasiswaan Kemenag RI. Dengan learning by doing (student mobility) ini diharapkan PTKIN ke depan tidak mencetak generasi pasif yang hanya menunggu PNS semata, tetapi juga di ikuti oleh berbagai skill yang ada di sekelilingnya atau pandai melihat peluang-peluang lain yg dapat menyejahterakan dan menikmati dari sekian karunis Allah yang terpampang di muka ini. Dan student mobility mengharuskan kita dan para mahasiswa kita untuk lebih saling menghargai dan menghormati sesama pemeluk bumi ini supaya apa yang kita miliki sesungguhnya sudah luar biasa dan mungkin tidak dimiliki oleh sebagian hamba yang lain. Majulah mahasiswaku, dengan program ini kita sangat pantas untuk di hargai.
Belajar dari Pendidikan Berbasis Komunitas Al-Zuhri Singapura
SINGAPURA, PARIST.ID - Belajar dan berinteraksi bisa dengan siapa saja dan di mana saja. Nabi Muhammad Saw mengajarkan untuk belajar walau sampai ke negeri China. Kementerian Agama RI mengajak 75 civitas akademika untuk banchmarking melalui student mobility program. Kunjungan pertama dilakukan ke Institut Pengajian Tinggi Al-Zuhri, sebuah lembaga pendidikan berbasis komunitas yang berada di Singapura. Fathurrahman Daud atas nama Pimpinan Institut Pengajian Tinggi Al-Zuhri mengatakan umat Islam Singapura adalah minoritas. Untuk menjaga eksistensinya di bentuk wadah fungsional untuk mengembangkan dakwah melalui Amla (adminstrasi of muslim) dan Majlis Ugama Islam.
"Kami bersyukur dalam struktur pemerintahan Singapura umat Islam memiliki menteri urusan agama Islam" kata Fathurrahman. Pemerintah memfasilitasi pengadaan tanah untuk lokasi pembangunan masjid dan masjid menjadi aktifitas pembinaan pendidikan Islam yang efektif.
Fathurrahman menerangkan saat ini ada enam madrasah di Singapura yang menawarkan pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, yaitu, Aljunied Al-Islamiah, Irsyad Zuhri Al-Islamiah, Al-Maarif Al-Islamiah, Alsagoff Al-Arabiah, Al-Arabiah Al-Islamiah, dan Wak Tanjong Al-Islamiah. Empat di antaranya merupakan madrasah ko-edukasional, sedangkan dua lainnya merupakan madrasah yang menawarkan pendidikan secara eksklusif untuk anak perempuan. Sistem dan metode pendidikan di Singapura adalah simultan, terprogram, bertahap. Materi pendidikan Islam diorientasikan pada ibadah praktis, tidak menjejali siswa dengan materi yg bersifat teoritik yg rentan pada perbedaan, terang Fathur.
Syafriansyah Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan atas nama Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada Al Zuhri. "Semoga mahasiswa dapat termotivasi dan terinspirasi dalam kunjungan studen mobility program", kata Syafri. Mas'udin Syarifuddin Executive Director at al-Zuhri Institute of Higher Education mengatakan guna menghindari faham radikal dan intoleran masyarakat muslim Singapura membentuk Asatizah Recognition Schema. Hal ini sejalan dengan kondisi sosial politik Singapura yg mefokuskan pada pembangunan keamanan dan stabilitas nasional.
Terkait dengan kegiatan kemahasiswaan diarahkan untuk pengembangan akademik seperti KKN dan pendelegasian ke luar negeri. "Di sini tidak ada demonstrasi mahasiswa karena orientasi kami pada persoalan pragmatis untuk pengembangan SDM" kata Mas'udin.Diantara Wakil Rektor/Wakil Ketua PTKIN yang ikut serta adalah dari IAIN Salatiga, IAIN Pekalongan, IAIN Padangsidempuan, STAIN Bengkalis, IAIN Bone, IAIN Parepare, IAIN Madura, IAIN Kerinci, IAIN Kediri, IAIN Curup, IAIN Tulungagung, IAIN Metro Lampung, IAIN Gorontalo, UIN Maliki Malang, UIN STS Jambi, UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, dan UIN Ar-Raniry Aceh.
Rihlah ilmiyah SMP dipimpin oleh Syafriansyah Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan dan didampingi Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan, Otisia Arinindiyah Kasi Sarpras PTKIS dan Nur Yasin Kasi Sarpras PTKIN. (RB/Red). Universitas Selangor Malaysia Sambut Kerjasama Pengembangan Kemahasiswaan PTKIN.Selangor--Universitas Selangor Malaysia menyambut gembira pelbagai inisiatif kerjasama untuk pengembangan kemahasiswaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Pernyataan itu disampaikan Prof. Dr. Zaidi Hajazi Direktur Kemahasiswaan Unisel saat menerima kunjungan 75 civitas akademika PTKN dalam program student mobility prigram yang di inisiasi oleh Kementerian Agama RI. Kerjasama dimaksud lanjut Zaidi bermakna luas bisa terkait dengan student exchange, teacher exchange, colaboratif research, capasity building, penguatan tenaga kepandidikan dan program kemahasiswaan lainnya. "Program studen exchange bisa dijadikan transfer kredit untuk beberapa mata kuliah di kampusnya masing-masing", lanjut Zaidi.
Terkait dengan demonstrasi mahasiswa, Unisel tidak melarang tetapi tetap sesuai dengan aturan dan etika. "Unisel adalah satu-satunya kampus di Malaysia yang membolehkan demonstrasi tetapi untuk mengkritisi persoalan publik dan issu-issu internasional" terang Zaidi.
Syafriansyah Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan memberikan apresiasi positif atas ajakan Unisel menguatkan jaringan kerjasama. "Kementerian Agama melalui Direktorat PTKI menyambut gembira kalangan PTKIN menjalin kerjasama penguatan mahasiswa dengan PT di luar negeri". Sementara itu Waryono  Ketua Wakil Rektor III PTKIN se Indonesia mengatakan student mobility program adalah bagian penting dari PTKIN menjalin kerjasama dimaksud untuk mengantarkan calon pemimpin bangsa menjawab tantangan global.
Dalam bidang administrasi akademik, PTKIN bisa mencontoh Unisel yang melakukan kontrol dosen yang tidak mengajar dengan cara mahasiswa bisa langsung melapirkan ke pimpinan melalui SMS, tambah Waryono.
Untuk diketahui, Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam mengajak Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan PTKIN se-Indonesia ke Luar Negeri dalam program Studen Mobility Program (SMP). 75 peserta SMP akan mengunjungi dan belajar bersama ke Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM), Universitas Selangor Malaysia, College Pendidikan Tinggi Al-Zuhri Singapura dan Fathony University Thailan. Selain itu akan diajak melihat situs sejarah, kebudayaan dan seni budaya. Studen Mobility Program dilaksanakan mulai 25 November- 1 Desember 2018 juga diikuti oleh 20 Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN se Indonesia. (RB).
Hari ke 4 Rihlah Student Mobility Program Civitas Akademika PTKIN (Ketua Dema/Sema dan WR/WK III PTKIN se Indonesia) di Universitas Selangor Malaysia. Banyak catatan penting yg bisa diimplementasikan utk pengembangan kemahasiswaan di PTKIN. berikut link beritanya. Selangor (Kemenag) --- Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) menjajaki kerjasama dengan Universitas Selangor Malaysia dalam pengembangan kemahasiswaan. Rencana sinergi ini mencuat dalam kunjungan tim Student Mobility Program (SMP) ke salah satu universitas terbesar di Malaysia. Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam Kemenag mengajak Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan PTKIN se-Indonesia dalam SMP. Program ini diikuti 75 peserta, terdiri dari aktivis mahasiswa serta 20 Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN se Indonesia. Tim ini melakukan studi banding ke Thailand, Singapura, dan Malaysia dalam rentang 25 November – 1 Desember 2018. Selama di Malaysia, mereka berkunjung ke Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Universitas Selangor Malaysia. Sebelumnya, mereka juga mendatangi College Pendidikan Tinggi Al-Zuhri Singapura dan Fathony University Thailand. 
Inisiatif melakukan kerjasama untuk pengembangan kemahasiswaan PTKIN ini disambut baik oleh Direktur Kemahasiswaan Unisel Prof. Dr. Zaidi Hajazi. Menurutnya, sinergi akan dilakukan dalam banyak bentuk, mulai student exchange, teacher exchange, colaboratif research, capasity building, serta penguatan tenaga kepandidikan dan program kemahasiswaan lainnya. 
Dalam agenda Student Mobility Program (SMP) yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Indonesia di tiga (3) negara, pada negara Singapura, Malaysia dan Thailand. Dan juga berkunjung pada empat (4) kampus, yaitu : University Al-Zuhri, University Kebangsaan Malaysia, University Selangor, dan University Fatoni. Pada tanggal 25 November – 01 Desember 2018. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Ketua Umum (Presiden Mahasiswa) dan Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan dan kerjasama yang dibawah kementerian agama.
Student Mobility Program (SMP) Kementerian Agama yang di ikuti oleh Pemimpin Mahasiswa yang di bawah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan dan kerjasama, Pada kegiatan tersebut memberikan manfaat besar bagi kami dan umumnya untuk mahasiswa Indonesia yang sedang di landa berbagai macam permasalahan sosial yang terjadi saat ini dan  bisa belajar bagaimana kehidupan masyarakat di neraga lain,maka dalam temu ramah dan kunjungan ini mengahasilkan berbagai macam pola fikir dalam membangun negeri dari bermacam permasalahan sosial, baik itu permasalahan agama, ekonomi, dan ketidak adilan pihak pemerintahan, maka kami peserta Student Mobility Program (SMP) siap berkontribusi dalam hal ini,
Dari hasil Student Mobility Program (SMP) kami mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar-Raniry akan menjalankan keadilan dan menciptakan toleransi keagamaan yang lebih solid dan akan memantau kinerja pihak pemerintahan agar keadilan merata bagi setiap masyarakat.
Dalam kegiatan ini dapat kami simpulkan bahwa kami mahasiswa yang mengikuti Student Mobility Program (SMP) belajar dan bagaimana kehidupan masyarakat yang ada pada tiga (3) negara tersebut. Agar kami bisa menciptakan dan mengawasi pihak pemerintah supaya keadilan pada setiap masyarakat tercapai. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh negara serumpun kita sendiri.
"Program studen exchange bisa dijadikan transfer kredit untuk beberapa mata kuliah di kampusnya masing-masing," lanjut Zaidi. Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Syafriansyah mengapresiasi keterbukaan Unisel untuk menguatkan jaringan kerjasama. "Kementerian Agama melalui Direktorat PTKI menyambut gembira kalangan PTKIN menjalin kerjasama penguatan mahasiswa dengan PT di luar negeri," tuturnya.
Ketua Perhimpunan Wakil Rektor III PTKIN se Indonesia Waryono mengatakan, SMP menjadi bagian penting dari PTKIN untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam mengantarkan calon pemimpin bangsa menjawab tantangan global. “Dalam bidang administrasi akademik misalnya, PTKIN bisa mencontoh Unisel yang melakukan kontrol dosen yang tidak mengajar dengan cara mahasiswa bisa langsung melaporkan ke pimpinan melalui SMS,” tutupnya. (RB)

MAKNA DAN PERISTIWA
Lelah tidak dirasakan karena tergantikan oleh kebahagiaan. Letih seakan terbayarkan karena melihat generasi muda tersenyum sambut masa depan. Penat keringat seolah menjadi bau sedap mengiringi jalan kemenangan. Melalui peristiwa demi menaburkan bau wangi dan makna sejati hidup dan kehidupan. Dari rumah pamit keluarga terbang menuju Batam. Welcome to Batam sudah menjelang maghrib dari penjuru negeri berdatangan ingin mengawali perjalanan penuh makna  kehidupan. Batam ditinggalkan menyeberangi lautan lepas untuk menginjakan kaki ke Singapura negeri bersih korupsi dan taat peraturan. Bukan berbasis kitab suci tetapi rakyatnya diikat dengan sistem pemeintahan. Aturan ketat dan megikat apalagi untuk ahli hisap. Roda bus terus berputar memasuki wilayah perbatasan Malaysia, negeri yang kadang usil dan mengusuk hati menyeret ke perbedaan. Pasang surut bangunan persahabatan di uji di tengah pelbagai persoalan. Dulu Bung Karno serukan Ganyang Malaysia akibat ketegangan dan kita sudah lelah untuk bertikai. Telah terbangun saling mebutuhkan dari pendidikan, buadaya dan tontonan. Kita saling bertukar budaya tontonan dari Upin Ipin hingga dangdutan. Nyanyian sepanjang jalan mengiringi perjalanan. Anak-anak muda itu menikmati dengan kesyahduan. Ya baru pertama kali ke negeri orang, sebuah kesempatan yang mahal belum tentu ada lagi di kelak kemudian. Para pemandu sibuk mengingatkan kedisiplinan, ketelitian dan kecermatan. Paspor nyawa kedua kehidupan. Terlambat akan merugikan teman dan agenda yang telah ditentukan. Berbagi dan saling mengingatkan pelajaran penting yang harus dicatatkan. Apalagi soal antri di setiap imigrasi dan makan harus diperhatikan.
Kami yang duluan lahir, kadang melihatnya sebuah keteledoran, mengantarkan kemarahan atau setidaknya suara kami agak dikeraskan. Ada watak, ada tabiat dan cara pandang. Ada sikap dan unggah-ungguh bawaan. Ada yang menyenangkan ada yang menyebalkan. Ada yang bikin jenuh ada yang membuka tabir kehidupan. Itulah makna kehidupan dari perjalanan sederhana yang kami beri tajuk "Dari PTKIN untuk Indonesia dan Dunia". Mungkin kami yang terlalu egois dan terlalu “romantisme sejarah” dan lupa bahwa situasi telah berubah. Mungkin kami yang jadul dan kurang well terhadap mereka yang tumbuh sebagai generasi millenial. Mereka pemanggul beban anak zaman yang tidak sama tantangan.  Kami dibesarkan dari pertanian, era fisik dan perjuangan. Hidup sederhana kemiskinan berbalut ketiadaan menempa kami. Tapi sudahlah, itulah bisa menjadi makna di garis perbatasan antara yang tua dan muda, antara yang tradisional dan millenial antara era suksesi dengan perwakilan dan era suksesi dengan pemilihan langsung yang diagungkan. Ingat DEMA dan SEMA yang semetara ini mereka inggalkan.

Pattani Thailan telah lama kudengar, daerah mayoritas muslim di Thailan. Kita bisa banyak belajar dari sosok Rektor Prof. Ismail Luthfi Jabakiya yang wibawa dengan segudang ilmu dan pengalaman. Yang minoritas menjadi pelajaran. Mereka bilang ber-Islam dengan hikmah, lemah lembut dan kedamaian (peace). Mereka junjung al-Quran untuk ciptakan peradaban dan kemanusiaan. Dianjurkan dikaji dan ngaji disetiap halaqah keseharian. Rihlah ilmiyah yang menyenangkan serambi menikmati tadabur alam. Ada kesan ada pesan. Ada makna yang tersirat dan tersurat. Perlu refleksi mendalam seusai perjalanan, mana yang harus diambil dan mana yang harus ditinggal. Mana yang harus diadopsi mana yang akan diamputasi. Tinggal kita semua apakah perjalanan ini berlalu begitu saja, ataukah akan melahirkan berjuta makna? Wahai kawan ijinkan kami meneruskan perjalanan melewati berbagai provnsi menuju Kuala Lumpur dan akhirnya kembali ke pangkuan yang dirindukan keluarga tersayang. Wallahu a’lam bi alshawab.

Hat yai, 30 November 2018, Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan DUNIA ISLAM

Universitas Selangor Malaysia Sambut Kerjasama Pengembangan Kemahasiswaan PTKIN Ari  
30 Nov 2018, 07:36:36 WIB
Selangor, Sitinjausumbar.com--Universitas Selangor Malaysia menyambut gembira pelbagai inisiatif kerjasama untuk pengembangan kemahasiswaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Pernyataan itu disampaikan Direktur Kemahasiswaan Unisel Prof. Dr. Zaidi Hajazi saat menerima kunjungan 75 civitas akademika PTKN dalam program student mobility prigram yang diinisiasi oleh Kementerian Agama RI. Kerjasama dimaksud lanjut Zaidi, bermakna luas bisa terkait dengan student exchange, teacher exchange, colaboratif research, capasity building, penguatan tenaga kepandidikan dan program kemahasiswaan lainnya. "Program studen exchange bisa dijadikan transfer kredit untuk beberapa mata kuliah di kampusnya masing-masing,"  lanjut Zaidi.
Terkait dengan demonstrasi mahasiswa, Unisel tidak melarang tetapi tetap sesuai dengan aturan dan etika. "Unisel adalah satu-satunya kampus di Malaysia yang membolehkan demonstrasi tetapi untuk mengkritisi persoalan publik dan issu-issu internasional," terang Zaidi. Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Syafriansyah memberikan apresiasi positif atas ajakan Unisel menguatkan jaringan kerjasama. "Kementerian Agama melalui Direktorat PTKI menyambut gembira kalangan PTKIN menjalin kerjasama penguatan mahasiswa dengan PT di luar negeri," katanya.
Sementara itu  Ketua Wakil Rektor III PTKIN se Indonesia Waryono mengatakan student mobility program adalah bagian penting dari PTKIN menjalin kerjasama dimaksud untuk mengantarkan calon pemimpin bangsa menjawab tantangan global. Dalam bidang administrasi akademik, PTKIN bisa mencontoh Unisel yang melakukan kontrol dosen yang tidak mengajar dengan cara mahasiswa bisa langsung melapirkan ke pimpinan melalui SMS, tambah Waryono.
Untuk diketahui, Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam mengajak Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan PTKIN se-Indonesia ke Luar Negeri dalam program Studen Mobility Program (SMP). Sebanyak 75 peserta SMP akan mengunjungi dan belajar bersama ke Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM), Universitas Selangor Malaysia, College Pendidikan Tinggi Al-Zuhri Singapura dan Fathony University Thailan. Selain itu akan diajak melihat situs sejarah, kebudayaan dan seni budaya.
Studen Mobility Program dilaksanakan mulai 25 November- 1 Desember 2018 juga diikuti oleh 20 Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN se Indonesia. (RB/02).http://sitinjausumbar.com/berita/detail/universitas-selangor-malaysia-sambut-kerjasama-pengembangan-kemahasiswaan-ptkin
Catatan SMP: Ada Konsentrasi Bahasa Indonesia di Universitas Fatoni Thailand. Abdul RoufJumat, 30 November 2018 | 04:21 WIB Tidak ada komentar
Pattani (Kemenag) —Master of Ceremony menyambut dengan ucapan berbahasa Indonesia yang lancar dan cukup fasih, tidak nampak sebagai orang Thailand pada umumnya. Dialah Halimah dan Fattati, mahasiswi Jurusan Bahasa Melayu Konsentrasi Bahasa Indonesia. Universitas Fatoni Thailand Kagumi Indonesia Sebagai Cerminan Ummatan Wahidah
PARIST.ID, PATTANI, THAILAND- Indonesia merupakan negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia. Meski berdampingan dengan banyak agama dan etnis, Islam tetap menjadi agama yang tidak egois dan merasa paling memiliki Indonesia sendiri. Islam Indonesia lebih memilih memposisikan diri sebagai pemersatu bangsa. Indonesia adalah salah satu wujud dari Ummatan Wahidah. Pernyataan itu disampaikan oleh Rektor Universitas Fatoni Assoc. Prof. Dr. Ismail Lutfi Japakiya saat menerima kunjungan mahasiswa Studen Mobility Program Kementerian Agama pada Kamis (29/11), kemarin.  Ia mengaku kagum dengan konsep keumatan yang ada di Indonesia. Sanjungan Ismail Luthfi bukanlah tanpa alasan. Menurutnya, Indonesia berhasil mempersatukan beribu-ribu pulau, etnik, suku, dan bahasa menjadi satu kesatuan bangsa (nation state) dan itulah Islam yang sesungguhnya. Tidak ada negara di dunia seperti Indonesia dalam hal keberhasilannya menyatukan bangsanya. “Indonesia adalah negara besar dan saya selalu kagum ketika mengunjungi Indonesia”, kenang Ismail Luthfi.
Luthfi mengatakan, pihaknya berkeinginan untuk melakukan riset serius terkait rahasia keberhasilan para tokoh Indonesia dalam mempersatukan bangsanya yang mayoritas beragama Islam. “Kami di Thailand ini masih berjuang agar Islam mampu dipahami dan di anut oleh bangsa kami,” imbuh Ketua Majelis Agama-Agama di Thailand ini. Dihadapan rombongan Student Mobility Program Kementerian Agama Luthfi mengaku selama ini mengajak orang untuk memahami Islam dengan cara-cara damai, hikmah, dan lemah lembut. Dengan cara itulah masyarakat Thailand kini mulai banyak yang masuk Islam. “Islam membawa misi rahmatan lil ‘alamin dan menunjukkan siratal mustaqim, karenanya kita harus berhati-hati dan mengamalkannya dengan baik. Kita harus mencontoh Nabi Muhammad yang mengajarkan akhlak yang agung atau khuluqun’adzim, terutama dalam hal dakwah,” demikian pesan Luthfi.
Safriansyah, Kasubdit Sarpras dan kemahasiswaan atas nama Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi kepada civtas akademika Universitas Fatoni Thailand yang selama ini telah bekerjasama dengan sejumlah PTKIN di Indonesia. Syafri berharap semoga para mahasiswa mampu mengambil banyak pelajaran atas perjuangan Universitas Fatoni dalam mengembangkan perguruan tinggi di Thailand. “Kita bisa belajar dari kampus ini bagaimana berjuang ditengah-tengah kompleksitas persoalan umat, dan universitas ini berhasil eksis sampai sekarang,” ujarnya. Program Student Mobility Program dilaksanakan pada tanggal 25 November-1 Desember 2018 dan diikuti oleh Ketua DEMA, SEMA dan Wakil Rektor/Wakil Ketua PTKIN se-Indonesia. Kunjungan SMP juga dilakukan ke Pendidikan Tinggi Al-Zuhri Singapura, Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universitas.  Selangor Malaysia.https://www.parist.id/2018/11/universitas-fatoni-thailand-kagumi-Indonesia-sebagai-cerminan-ummatan-wahidah.html
Thailand Kagumi Persatuan di Indonesia
PATTANI, suaramerdeka.com - Rektor Universitas Fatoni Assoc. Prof. Dr. Ismail Lutfi Japakiya menilai Indonesia sebagai contoh negara besar yang berhasil mempersatukan beribu-ribu pulau, etnik, suku dan bahasa. Menurutnya, tidak ada negara di dunia seperti Indonesia dalam hal keberhasilan menyatukan bangsanya. “Indonesia adalah negara besar dan saya selalu kagum ketika mengunjungi Indonesia,” kata Ismail Luthfi saat menerima kunjungan 75 peserta Student Mobility Program (SMP) Kementerian Agama di kampusnya, Pattani, Kamis (29/11).
Luthfi mengatakan, akademisi di Thailand perlu melakukan riset serius terkait rahasia tokoh Indonesia mampu mempersatukan bangsanya yang mayoritas beragama Islam. “Kami di Thailand ini masih berjuang agar Islam mampu dipahami dan dianut oleh bangsa kami,” kata Ketua Majelis Agama-Agama di Thailand ini.
Di hadapan rombongan SMP Kementerian Agama, Luthfi mengaku selama ini mengajak orang untuk memahami Islam dengan cara-cara damai (peace), hikmah, lemah lembut. “Dengan cara ini, mulai banyak masyarakat di Thailand yang masuk Islam. Dari tahun ke tahun jumlahnya bertambah,” katanya.
Sementara itu Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Syafriansyah atas nama Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam menyampaikan apresiasi kepada civtas akademika Universitas Fatoni Thailand yang selama ini telah bekerjasama dengan sejumlah PTKIN di Indonesia. Syafri berharap mahasiswa mampu mengambil banyak pelajaran (lesson learn) atas perjuangan Universitas Fatoni dalam mengembangkan perguruan tinggi di Thailand.“Kita bisa belajar dari kampus ini bagaimana berjuang di tengah-tengah kompleksitas persoalan umat, dan universitas ini berhasil eksis sampai sekarang,” tegas. Syafriansyah.https://www.suaramerdeka.com/news/baca/149600/thailand-kagumi-persatuan-di-indonesia
Bangkok, Nahdliyin.id – Rektor Universitas Fatoni Assoc Thailand, Prof Ismail Lutfi Japakiya, menerangkan banyak masyarakat Thailand yang mulai tertarik dengan ajaran Islam. Selama ini, Lutfi kerap mengajak masyarakat setempat untuk mengenal Islam melalui cara-cara yang damai, penuh hikmah dan lemah lembut. “Dengan cara ini, mulai banyak masyarakat di Thailand yang masuk Islam. Dari tahun ke tahun jumlahnya bertambah,” kata Ismail, dikutip dari kemenag.go.id, Jumat 30 November 2018.
Di hadapan 75 peserta Student Mobility Program (SMP) Kementerian Agama, Lutfi menyatakan kekaguman pada perjuangan para pendiri bangsa Indonesia dalam mempersatukan Islam dengan agama dan budaya setempat. Lutfi pun mengajak para akademisi mempelajari secara serius rahasia tokoh Islam Indonesia dalam mempersatukan bangsanya.“Kami di Thailand ini masih berjuang agar Islam mampu dipahami dan dianut oleh bangsa kami,” kata
Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan, Ditjen Pendidikan Islam Kemenag, Syafriansyah berharap mahasiswa mampu mengambil banyak pelajaran atas perjuangan Universitas Fatoni dalam mengembangkan perguruan tinggi di Thailand. “Kita bisa belajar dari kampus ini bagaimana berjuang di tengah-tengah kompleksitas persoalan umat, dan universitas ini berhasil eksis sampai sekarang,” kata Syafriansyah. Gelaran SMP ini berlangsung dari 25 November hingga 1 Desember 2018. Kegiatan ini diikuti Ketua DEMA, SEMA dan Wakil Rektor atau Wakil Ketua PTKIN se-Indonesia.
SMP juga digelar di Pendidikan Tinggi Al-Zuhri Singapura, Universitas Kebangsaan Malaysia, dan Universitas Selangor Malaysia.https://nahdliyin.id/read/7608/islam-di-thailand-semakin-diminati-melalui-cara-damai/
Umat Islam di Thailand mencoba mengenalkan Islam dengan cara yang lembut.
Dream - Rektor Universitas Fatoni Assoc Thailand, Prof Ismail Lutfi Japakiya, menerangkan banyak masyarakat Thailand yang mulai tertarik dengan ajaran Islam. Selama ini, Lutfi kerap mengajak masyarakat setempat untuk mengenal Islam melalui cara-cara yang damai, penuh hikmah dan lemah lembut. “Dengan cara ini, mulai banyak masyarakat di Thailand yang masuk Islam. Dari tahun ke tahun jumlahnya bertambah,” kata Ismail, dikutip dari kemenag.go.id, Jumat 30 November 2018. Di hadapan 75 peserta Student Mobility Program (SMP) Kementerian Agama, Lutfi menyatakan kekaguman pada perjuangan para pendiri bangsa Indonesia dalam mempersatukan Islam dengan agama dan budaya setempat. Lutfi pun mengajak para akademisi mempelajari secara serius rahasia tokoh Islam Indonesia dalam mempersatukan bangsanya.
“Kami di Thailand ini masih berjuang agar Islam mampu dipahami dan dianut oleh bangsa kami,” kata. Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan, Ditjen Pendidikan Islam Kemenag, Syafriansyah berharap mahasiswa mampu mengambil banyak pelajaran atas perjuangan Universitas Fatoni dalam mengembangkan perguruan tinggi di Thailand. “Kita bisa belajar dari kampus ini bagaimana berjuang di tengah-tengah kompleksitas persoalan umat, dan universitas ini berhasil eksis sampai sekarang,” kata Syafriansyah.
Gelaran SMP ini berlangsung dari 25 November hingga 1 Desember 2018. Kegiatan ini diikuti Ketua DEMA, SEMA dan Wakil Rektor atau Wakil Ketua PTKIN se-Indonesia. SMP juga digelar di Pendidikan Tinggi Al-Zuhri Singapura, Universitas Kebangsaan Malaysia, dan Universitas Selangor Malaysia.(Beq/sah)https://m.dream.co.id/amp/news/akademisi-thailand-masyarakat-thailand-mulai-tertarik-islam-181130n.html

Pattani, NU Online
Master of ceremony menyambut kami dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan lancar dan cukup fasih, tidak nampak sebagai orang Thailan pada umumnya. Dialah Halimah dan Fattati mahasiswi Jurusan Bahasa Melayu Konsentrasi Bahasa Indonesia. Pemandangan itu terungkap saat 75 civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIN) mengunjungi Universitas Fatoni dalam rangka program Student Mobility Program, Kamis (29/11) di Pattani, Thailand.
Abdulloh Umar  Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Fatoni megatakan kami telah membuka konsentrasi Bahasa Indonesia dalam tiga tahun terakhir ini dan kurang lebih memiliki 30 mahasiswa. Dituturkan oleh Abdulloh Umar Universitas Fatoni telah berdiri pada tahun 1968 kira-kira telah berumur 20 tahun. Semula bernama Kuliah Yalla Al-Islamiyah atau Colleg Islam Yalla dan kini telah bermetamorfose menjadi universitas.
“Universitas Fatoni adalah kampus swasta dan merupakan wakaf dari masyarakat Melayu Pattani. Saat ini bapak dan ibu berada di Kampus II di Fattani selain itu ada di Songkla dan Yalla,” kata Umar.  Abdulloh Umar menambahkan, kami memiliki pusat bahasa dengan mengajarkan empat bahasa, yaitu Bahasa Thailand, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Malaysia. ”Bahasa Indonesia kami anggap penting dan prospektif sehingga dibuka sebagai salah satu konsentrasi di kampus ini,” katanya.  Halimah Mahasiswi Semester V Konsentrasi Bahasa Indonesia mengku tertarik dengan bahasa Indonesia karena pertama kali melihat film-film Indonesia diantaranya ayat-ayat cinta. “Saya belajar bahasa Indonesia, karena Indnesia merupakan negara yang mempunyai prospek baik di masa depan dan saya ingin mencari pekerjaan di sana,” kata gadis yang bercita-cita ingin melanjutkan studi S2 di Indonesia.  Sementara motivasi Fattiti mengaku mengapa tertarik mengambil konsentrasi Bahasa Indonesia, karena bahasa Indonesia itu enak di dengar dan lembut. “Saya ingin bekerja dan melanjutkan studi di Indonesia, makanya saya memilih konsentrasi ini,” katanya. 
Syafriansyah Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan atas nama Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam mengatakan kami memilih Universitas Fatoni karena pertimbangan khusus, kampus yang berada di daerah Thailan dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. “Kunjugan dalam rangka Student Mobility Program merupakan ikhtiar Kementerian Agama membekali calon pemimpin bangsa agar memiliki wawasan global, ketrampilan brkomunikasi dan upaya banchmarking,” kata Alumni UIN Sunan Kalijaga ini.  Syafri menyadari bahwa mahasiswa di Indonesia menjadi elemen penting bernegara bahkan menjadi pilar demokrasi, karenanya menjadi kewajiban kita semua untuk mempersiapkan generasi penerus kepemimpinan bangsa ini.
Syafriansyah berharap agar kunjungan ini mampu menguatkan kerjasama antar kedua belah pihak dan ditindaklanjuti lebih konkrit dalam pengembangan keislaman dan kemaslahatan umat.  Program SMP dilaksanakan pada tanggal 25 Noveber sampai dengan 1 Desember 2018 dan diikuti oleh Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan dan 19 Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN. Ikut serta dari Kementerian Agama adalah Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan, Otisia Arinindiyah Kasi Sarpras PTKIS dan Nur Yasin Kasi Sarpras PTKIN. Romobongan diterima oleh Rektor Universitas Thailand Prof Ismail Luthfi Japakiya dan Abdulloh Umar Wakil Rektor Bidang Akademik. (Red: Fathoni)https://www.nu.or.id/post/read/99698/ada-konsentrasi-bahasa-indonesia-di-universitas-fatoni-thailand
Day2. 261118. Pagi. Menyeberang ke Singapore, mengunjungi PT Azzuhri, disini pendidikan Islam sangat disupport oleh pemerintah dan tidak memberi ruang terhadap perbedaan paham dan aliran, Islam is Islam, Islam yg kontekstual tidak ekstrim dan menusantara. #Studentmobilityprogram 2018 #PTKINDirjenkemenagRI. Dalam agenda Student Mobility Program (SMP) yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Indonesia di tiga (3) negara, pada negara Singapura, Malaysia dan Thailand. Dan juga berkunjung pada empat (4) kampus, yaitu : University Al-Zuhri, University Kebangsaan Malaysia, University Selangor, dan University Fatoni. Pada tanggal 25 November – 01 Desember 2018. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Ketua Umum (Presiden Mahasiswa) dan Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan dan kerjasama yang dibawah kementerian agama. Student Mobility Program (SMP) Kementerian Agama yang di ikuti oleh Pemimpin Mahasiswa yang di bawah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan dan kerjasama, Pada kegiatan tersebut memberikan manfaat besar bagi kami dan umumnya untuk mahasiswa Indonesia yang sedang di landa berbagai macam permasalahan sosial yang terjadi saat ini dan  bisa belajar bagaimana kehidupan masyarakat di neraga lain,maka dalam temu ramah dan kunjungan ini mengahasilkan berbagai macam pola fikir dalam membangun negeri dari bermacam permasalahan sosial, baik itu permasalahan agama, ekonomi, dan ketidak adilan pihak pemerintahan, maka kami peserta Student Mobility Program (SMP) siap berkontribusi dalam hal ini,
Dari hasil Student Mobility Program (SMP) kami mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar-Raniry akan menjalankan keadilan dan menciptakan toleransi keagamaan yang lebih solid dan akan memantau kinerja pihak pemerintahan agar keadilan merata bagi setiap masyarakat. Dalam kegiatan ini dapat kami simpulkan bahwa kami mahasiswa yang mengikuti Student Mobility Program (SMP) belajar dan bagaimana kehidupan masyarakat yang ada pada tiga (3) negara tersebut. Agar kami bisa menciptakan dan mengawasi pihak pemerintah supaya keadilan pada setiap masyarakat tercapai. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh negara serumpun kita sendiri.